Di Persimpangan Jalan
Karya : Nanda Veruna Enun Kharisma ft. Pak Rodi
Ia menari di
persimpangan jalan
Berpeluh dan kumal
Beratapkan langit
beralaskan tanah nan kelam
Tak perduli terbakar
kulitnya
Dunianya tak
mengenali warna dan warni
Hidupnya hanyalah
merah dan hijau
Merahmu bernyanyi
dan menari
Hijaumu tersandar di
tepian dan risau
Berbalut pakaian
usang
Menunggu hijau tuk
menghilang
Ia menari di
persimpangan jalan
Bermandikan debu tak
berarti
Melenggok dalam
hitungan waktu
Kaki-kaki telanjang
mencengkeram
Menawarkan harapan
belas kasihan
Bersama kepulan asap
yang bergulung di udara
Bersatulah segala
cela dan keangkuhan
Yang bersimaharaja
Merebakkan aroma
keprihatinan nan lara
Tarianmu adalah
untaian perasaan jiwamu
Yang bertahtakan
nilai rupiah
Demi bahasa perut
yang terkuras atas nama laparmu
Ia menari di persimpangan
jalan
Siapakah yang
menuntunmu, Tuan?
Duhai debu yang
membingkai
Siapakah yang ia
cari?
Artikanlah
gemulainya tangan dan kaki
Inikah dinamakan
olahan jiwa?
Inikah lahirnya
mahakarya?
Bukan. Hanyalah
tuntutan kehidupan belaka
Wahai tangan-tangan
yang di atas
Sentuhlah mereka
dengan kuasamu
Wahai tangan-tangan
yang di atas
Belailah mereka
dengan segenap kasih sayangmu
Wahai tangan-tangan
yang di atas
Rengkuhlah mereka
dalam eratnya dekapmu
Nun di sana
Lembayung senja
masih setia
Menggelayut mesra
Menantikan rembulan
untuk bersua
Kala mentari kembali
terlelap dalam mimpinya
Gelap pun menyapa
malam nan gulita
Terselip secercah
harapan
Padamu ya, Tuhan
Sungguh campur
tanganmu kudambakan
Tuk esok nan cerah
lekas menjelang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar